Makanan Pembuka Tahun Ini๐ŸŽ‰♥️๐Ÿฐ

 


Hai, Kala disini. Tahun baru gini, ditulisan soal Bola Kebahagiaan Joy yang semoga aku bakal upload selanjutnya, aku mau bercerita sedikit soal hal-hal apa saja yang terjadi selama setengah tahun belakangan dan sikap aku untuk tahun baru ini. Tapi aku rasa, awalan tahun baru nggak buruk juga. Karena satu kejadian ini yang buat aku meluangkan waktu untuk nulis blog padahal personal proyek aku masih banyak yang belom selesai heu. 

Sore Jumat ini langit berwarna cerah. Menjelang matahari tenggelam, semburat pink malu-malu menampakkan diri di atas langit. Aku bersiap-siap untuk pergi kerja menutup kelas terakhir sebelum minggu ujian kuliah. Hari ini materi yang diajarkan sederhana, jadi aku tidak mempersiapkan banyak hal. Mengingat identitasku sebagai guru luar, aku tidak dianjurkan untuk berbicara bahasa Mandarin. Apalagi untuk kelas kecil, karena seniorku pernah bilang, sekali mereka tahu kamu mengerti bahasa Mandarin, mereka akan terus berbicara denganmu dalam bahasa Mandarin. Apalagi mukaku yang cukup Chinese ini, bisa membuat reputasi cram school jadi buruk karena mempekerjakan orang Chinese sebagai guru asing. 

Tapi ya dasar kebiasaan, aku terkadang merespon dalam bahasa Inggris pertanyaan dan komentar yang mereka celotehkan dalam bahasa Mandarin. Anak-anak itu pinter, mereka bisa menebak kalau aku ngerti bahasa Mandarin. Makanya salah satu murid yang cukup pandai di kelasnya bertanya padaku,

“Do you know China?”

Yang terpikirkan olehku adalah negaranya. Aku bilang, tentu saja aku tahu. Tapi setelah berkali-kali bertanya, aku sekiranya dapat menangkap maksudnya. Mungkin ia ingin bertanya, apakah kamu tahu bahasa Mandarin? Tapi lucu aja membiarkan mereka frustrasi sendiri ketika aku menjawab pertanyaan mereka tapi jawabannya tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Mengingatkanku pada saat dulu bahasa Mandarinku masih patah-patah dan aku mencoba untuk menjelaskannya pada orang lain. Sampai sekarang juga masih begitu *cry.

Nah, singkat cerita, waktuku pun usai. Aku mengucapkan sampai jumpa karena aku harus mengajar kelas lain. Satu anak lelaki yang pernah kuceritakan disini datang menghampiriku saat anak-anak untuk kelas selanjutnya belum datang. Ini pertama kalinya anak-anak untuk kelas selanjutnya datang terlambat. Jadi dia duduk di ujung kelas, sementara aku ada di ujung satunya. Aku mengernyitkan dahiku, tidak mengerti dengan apa yang ia lakukan. 

Tapi kemudian aku teringat pada satu kata yang ia ucapkan namun aku tak tahu apa artinya. Jadi, masih dalam bahasa Inggris, aku bertanya apa artinya. Ia mengedikkan bahunya. Karena aku tahu komunikasi ini tidak berjalan efektif kalau aku terus mengucapkan bahasa Inggris, aku kemudian bertanya padanya dalam Bahasa Mandarin. Kata itu, aku masih tak tahu artinya. Tapi aku tahu, tasnya bergambar Snoopy dan aku bilang padanya aku suka Snoopy. Aku basa-basi lagi hal yang lain lalu ia bilang sampai jumpa dan pergi. 

Anak-anak untuk kelas selanjutnya pun datang. Telat sepuluh menit. Aku mencoba menjelaskan pada mereka menggunakan sisa waktu yang ada sampai ujung mataku menangkap dua anak yang sedang naik tangga menuju pintu kelasku. Dia anak yang tadi kuajak bicara dan satu teman kelasnya. Mereka menjinjing satu tas biru yang lumayan besar sampai mau tak mau aku mengomentarinya. Lalu temannya ini memberikan padaku tas besar itu. Aku sungguh tak menyangka sama sekali. Anak yang tadi kemudian bilang kalau ibunya lah yang mau memberikan barang itu padaku. Dan kata-kata terbaikku pada mereka hanyalah terima kasih.

Barang itu adalah sebuah boneka berbentuk Snoopy besar yang bisa kupeluk dengan kedua lenganku. Aku terperangah dan kebingungan. Seingatku, aku tak pernah bilang aku suka Snoopy atau memakai barang yang menunjukkan aku menyukainya. I’m so lowkey about that. Dan kenyataan kalau aku baru bilang aku suka dan ia tak lama kemudian memberikannya padaku bagaikan lelehan cokelat ketika mengigit sepotong kue. Rasa manis itu meledak di dalam dadaku dan membuatku berseri-seri sepanjang jalan pulang. Maaf, nggak selebay itu kok. 

Yah, intinya aku yang sudah agak pesimis dengan tahun yang baru ini seakan ditepuk bahunya oleh yang Mahakuasa. Lalu Ia seolah-olah berkata,

“Jangan ya dek, ya. RencanaKu lebih indah daripada rencanamu, loh.”

Happy New Year kamuu. 


Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer