Ujian Nasional Kejuruan Taiwan
Hai, Kala di sini. Sudah sebulan lebih aku tak menulis di sini untuk sebuah alasan. Seperti yang pernah kutulis di blog-ku yang ini
*https://kanaladisini.blogspot.com/2023/11/sebuah-usaha-untuk-mengejar-cita.html.
So, basically I'm challenging myself to take national exam in Taiwan. Bisa dibilang ini tindakan nekad, sih. Karena siapalah aku ini, cobain ujian nasional Taiwan, yang full Mandarin, tanpa guru tutor dan tanpa teman yang sama-sama ikut ujian ini. Yap, di satu angkatan, cuma aku doang yang ambil ujian ini.
Jadi, di postingan kali ini, aku mau ceritain pengalamanku mempersiapkan diri untuk ujian ini. Meski aku telah mendaftar ujian ini dari Oktober tahun lalu, aku baru mulai belajar intens kurang dari sebulan. Apalagi alasannya kalau bukan karena kepotong magang dan kurangnya lingkungan yang mendukung. Karena selama Oktober sampai Maret bulan lalu, progres belajarku kurang signifikan, aku mau langsung menceritakan apa saja yang terjadi selama sebulan ini. By the way, aku nulis ini sambil nunggu ujian Matematika yang yaudahlah ya, kalo gak cap cip cup yaa, lempar dadu aja.
1. Minggu pertama dan kedua - balancing social life, me time, and study
Di titik ini, aku dengan ngabrut masih bertekad untuk mendapatkan universitas negeri. Aku tahu dengan semua keterbatasan kemampuan dan fasilitas, universitas negeri itu udah bukan bintang yang mau digapai. Tapi, lebih ke usaha nyari alien. Tapi, bisa dibilang, universitas negeri jadi motivasi yang driving my self to take my ass out of bed to study.
Tapi di sisi lain, aku sadar betul I'm just gambling with all this possibilities. While I don't want to sacrifice my future with chit-chat, I also realize that this is the last month before saying goodbye to my friends. Jadi, aku mengatur untuk at least, bisa pergi makan malam bareng mereka, pergi jalan-jalan meski ujian sudah di depan mata. Soalnya aku tahu, meski sama-sama dari Indonesia, kami berasal dari tempat yang berbeda-beda. Satu bulan terakhir ini mungkin jadi bulan terakhir kami bisa menikmati momen kebersamaan kami.
2. Minggu ketiga - mental breakdown thinking about future, money, and everything
Pada fase ini, reality strucks me hard. Godaan bukan dari luar lagi, tapi dari dalam diri. Aku berpikir banyak soal ujian, hasil ujian, universitas, jurusannya, uangnya, kerjanya, teman-temannya. It really overwhelms me. I'm planning my plan A, talking about plan B, and discussing plan C. Di minggu ini motivasiku bukanlah 'masuk passing grade univ yang aku mau', tapi 'at least, aku ngerti soalnya ngomongin apa'. Masa bodoh dengan jawaban benar atau salah. Aku ngerti soal aja udah bersyukur. Di minggu ini, aku makin membulatkan tekadku untuk mempertahankan kelegal-anku hidup di Taiwan. Aku gak mau pulang dan stay di Indonesia.
3. Minggu keempat - not my best, but couldn't be better than this
Di akhir minggu, ujian yang ditunggu pun tiba. Iya, ditungguin. Karena jujur, udah enek sama semua materi yang tiap hari aku lahap berganti-ganti dari teori warna, ke matematika, ke gambar, dll. My friends become my motivator. And to be honest, I couldn't expect more than what they did this month. Perhatian-perhatian kecilnya itu yang membuatku meleleh. Semangat belajarku bukan dari 'aku malu kalo gak dapet univ' tapi dari 'mereka udah nyemangatin loh, kok kamu masih males-malesan'. For every people that give me strength, I couldn't give enough thanks to you guys.
Bahkan di beberapa hari terakhir, that negative thought devouring me again. It said my insecurities all out inside my small brain. Giving me shiver through the bone. But, alone time with God, meditate His Words, and walk with faith even though I don't know what future would bring me, give me an inner strength. Dan puji Tuhan banget, satu hari sebelum ujian bahkan selama ujian berlangsung, aku beneran tenang banget, santai banget.
Yah, meski alasan dibalik itu bukan karena aku udah mempersiapkan materi dengan baik, sih. Lebih karena kurang persiapan, makanya gak berekspetasi tinggi-tinggi. Kaya gini, asyik juga. Nggak ada beban setelah ujian karena emang gak bisa apa-apa lagi selain menunggu hasil. Tapi, bukan berarti untuk lower your expectations, jadinya males-malesan belajar, ya. Segitu dulu, postingan kali ini. Nextnya, aku bakal nulis soal hari-hari terakhir di sekolah berikut beberapa penyesalannya haha.
Komentar
Posting Komentar