Minggu Pertama Sekolah di Taiwan

   

 Hai, Kala di sini. Sudah seminggu aku menghirup udara bebas di Kaoshiung semenjak keluar kamar karantina. Ada banyak hal baru yang terjadi selama seminggu ini hingga aku tak tahu mau menulis yang mana terlebih dahulu. Tidak seperti Indonesia yang masih memulai fase adaptasi Pertemuan Tatap Muka, Taiwan sudah membuka sekolah seperti biasa dengan kapasitas penuh dan tentunya, masih memakai masker. Jadi selama seminggu aku di sini, aku sudah pergi bersekolah seperti biasa, sesuatu yang tidak pernah kulakoni semenjak kelulusan SMP di Indonesia. Jadi di postingan kali ini, aku bakal ceritain pengalaman sekolah aku di Taiwan. A little bit everything karena aku gak ambil banyak foto πŸ˜‚πŸ˜‚

Sekolah    

    Aku mulai sekolah pada pukul 7.30 setiap pagi. Biasanya aku dan teman-teman berangkat dari asrama sekitar 15 menit sebelumnya. Jarak kelas dengan asrama sebenarnya nggak jauh-jauh amat, tapi karena kelas kami ada di lantai 4 (dan kami lemah) jadi butuh waktu agak lama untuk naik. Jam pertama selalu diawali dengan self-study (kami tidak boleh membuka handphone dan gak boleh berisik) lalu pelajaran pun dimulai. Aku gak tau sekolah lain bagaimana, tapi kalau di sekolahku, satu jam pelajaran itu setara dengan 50 menit belajar, 10 menit istirahat. 

    Enaknya, selama 10 menit kami istirahat, kami diperbolehkan membuka handphone. Dulu di Indonesia, sepanjang jam pelajaran kita dilarang untuk buka handphone, kan? Kalau di Taiwan meskipun satu guru memiliki 2 jam pelajaran, kami tetap diperbolehkan membuka handphone atau menyetel musik. Tentu saja asal tidak mengganggu teman sekelas lain. Setelah bel berdering, kami harus mengumpulkan handphone di depan kelas. Jadi gak ada yang bisa main handphone selama pelajaran berlangsung. Kalau kalian mikir, kan bisa sembunyi-sembunyi gak usah dikumpulin. Oh tentu tidak, di kelasku ada bidang kedisiplinan yang make sure semua siswa udah mengumpulkan handphone. 

Makan siang (45 ntd)


    Lalu kami punya sekitar 30 menit untuk makan siang. Karena pandemi ini, kami diharuskan memakai penutup dari karton tebal selama makan. Apapun makanan kalian, mau makanan berat atau sekadar roti sekali pun, tetap harus memakai karton tebal ini. 



    Setelah jam makan siang, kami diharuskan tidur selama setengah jam. Aku tebalkan kata tidur, karena mereka memang gak main-main soal tidur ini. Tidak ada yang boleh mengobrol, main hp, ataupun makan lagi. Di atas meja juga sudah harus bersih dan tidak boleh ada barang. Sesungguhnya, jam inilah yang paling kutunggu wkwk karena semenjak di sini, jam tidurku dikorupsi oleh pillow talk dan yah, belajar Mandarin. Sebenernya sih, tidurnya normal-normal aja cuma dasar aku aja yang kebo. Sehabis itu istirahat 10 menit tadi berkurang jadi 5 menit.

Pulang sekolah

    Kami pulang sekolah pada jam 3.50 tapi biasanya aku sampai di asrama pada pukul 4.30 sore. Karena sehabis pulang sekolah, kami harus bersih-bersih kelas terlebih dahulu. Dulu di SMPku, selalu ada karyawan yang membersihkan kelas. Di Taiwan, kami semua jadi babunya wkwk. Job desc nya kurang lebih bisa kalian bayangkan, seperti; nyapu, ngepel, buang sampah (harus dipisah loh, dan ribet, next aku bakal jelasin kalau sekarang belom bisa, belom ngerti jugaπŸ˜‚), dan hapus papan tulis. Kalau aku dan temanku, kita berdua harus angkat kursi untuk memudahkan yang sapu dan ngepel. Setelah selesai, kami harus turunkan kembali kursinya. 

Cari makan

    Ini dia, perubahan paling besar yang aku rasakan selama di Taiwan. Frase yang sering ibuku lontarkan 'Hari ini mau makan apa, ya?' jadi aku tanyakan setiap hari! Bisa dibilang, setiap hari aku dihadapi oleh banyak pilihan dan apapun keputusan yang aku buat, alasannya adalah isi dompet πŸ˜” wkwk. Kalau weekday, kami biasanya beli di kantin sekolah karena harganya lebih murah. Baru ketika malam menjelang, kami pergi menjelajahi hiruk-pikuknya Kota Kaohsiung. Karena sekolahku berada di pusat kota, mencari makanan itu sebenarnya mudah karena kemanapun mata memandang, pasti selalu ada tempat untuk makan. 

Makan malam (35 ntd)

    Tapi karena di asrama tidak diperbolehkan memasak makanan di kamar, setiap hari kami harus pergi membeli makanan (which is not so healthy dan kita gak bisa milih isi makanannya, kan). Meski begitu, makanan di sini enak-enak kok. Aku gak ada masalah sama rasa makanan di sini. Mungkin, nanti aku bahas soal makanan kali, ya wkkwk. Di bawah ini beberapa foto yang kuabadikan ketika jalan-jalan malam. Betewe, itu masih sekitar jam 7-8an yaa, tapi udah gelap banget.

Absen dan bebersih

    Karena kita tidur di asrama, setiap malam pukul 9 kami semua harus berjajar di depan pintu masing-masing dan absen. Terkadang ibu asrama juga menyampaikan poin-poin penting dan teguran melalui pengeras suara. Di lantaiku, ada sekitar 60 orang siswa yang datang dari berbagai daerah. Dari Indonesia sendiri, ada yang dari Medan, Singkawang, Tangerang, Pontianak, Padang, Jakarta, dan Bandung (aku doang). Di sinilah aku belajar lebih banyak tentang negaraku sendiri. Sedikit miris karena aku belajar tentang budaya daerah lain justru di luar negeri bukan di Indonesia sendiri. Ada banyak karakteristik, ada banyak bahasa daerah yang baru pertama kali kudengar. Dan ada banyak hal yang mau kuceritakan. 

    Bebersih di sini bukan cuci muka dan gosok gigi, ya. Tapi setiap kamar diberi tanggung jawab untuk membersihkan selantai asrama. Selagi aku menulis ini, aku baru menyadari betapa disiplin dan rajinnya kami di sini wkkw. Job descnya meliputi; nyapu lantai, ngepel lantai, sikat wc, sikat lantai wc, sikat wastafel dan lain sebagainya. Kami membersihkannya setiap malam. loh (bangga banget, ketauan malesnya dulu di Indo). Setelah itu buang sampah karena di kamar asrama tak boleh ada sampah dibiarkan begitu saja.
Lorong asrama


    Begitu saja waktu bergulir dan tak terasa sudah pukul 9.30 malam. Apakah kami semua bersiap-siap tidur? Oh tentu tidak, seperti yang sudah aku sebut, malam hari biasanya dipakai untuk latihan, mengerjakan pr, videocall keluarga, dan belajar Mandarin. Pada pukul 11, lampu kamar harus dimatikan dan disarankan tidak ada aktivitas lainnya. Tapi yah, kami kan masih mau scroll media sosial (aku ngga). Begitulah, hari yang panjang itu berakhir dengan gelapnya kamar, suara samar-samar kipas angin, nyala senter, dan bisik-bisik pelan.

Have a 'Almost There by Anika Noni Rose'


-Kala (11 Des 2021)




Komentar

Postingan Populer