Review: Ghost Bride (2020)

 Review: Ghost Bride

Mengambil latar belakang di Malaka tahun 1890, serial Ghost Bride merupakan kerja sama antara Taiwan dan Malaysia. Serial ini diangkat dari novel karya Yangsze Choo dengan judul yang sama. Menceritakan tentang Pan Li Lan yang dipaksa untuk menikahi arwah anak lelaki dari keluarga Lim, Tian Ching. Dengan menikahinya, ibu Tian Ching berjanji untuk membantu keluarga Pan yang terlilit hutang. 

Situasi ini semakin dipersulit karena ayah Li Lan jatuh sakit sehingga Li Lan akhirnya berjanji pada arwah Tian Ching untuk menyelidiki kasus pembunuhannya dengan balasan membawa jiwa ayahnya kembali ke tubuhnya. Di dalam rumah keluarga Lim, Li Lan bertemu dengan Er Lang, seorang dewa yang ditugaskan untuk membawa Tian Ching ke pengadilan. Tian Ching yang tinggal di Netherworld (dunia antara orang mati dan hidup) membuat ketidakseimbangan antara dua dunia. Lebih-lebih di tempatnya saat ini, arwahnya hidup dengan kemewahan melebihi saat ia masih hidup di dunia. 

Li Lan yang diperani oleh Huang Peijia digambarkan sebagai seorang perempuan playful yang mengutamakan kebahagiaan keluarganya. Aku suka chemistry yang dibangun antara Li Lan dengan Er Lang yang diperani oleh Kang Renwu.  Keintiman kedua tokoh yang dibangun secara signifikan terasa pas dan tidak terburu-buru. Kalau diawal-awal, aku dibuat gemas dengan keduanya, di akhir aku jadi mendukung Er Lang untuk bersama dengan Li Lan. 

Padahal awalnya aku ngeship Li Lan sama Tian Ching, loh. Akting meyakinkan dari Kuang Tian yang memerankan Tian Ching, seorang pemuda yang terbiasa dengan kemewahan dan kekuasaan gak perlu diragukan lagi. Meskipun bercerita tentang pernikahan arwah, horor bukanlah genre utama serial ini. Meski begitu ada beberapa jump scare dan ketegangan yang sengaja dibangun di beberapa kesempatan.

Aku khususnya suka dengan background music dan tone yang ditampilkan ketika Li Lan sedang bersama dengan Tian Ching. Apalagi saat mereka berdua berdansa bersama. Menurutku, musiknya benar-benar pas untuk menggambarkan situasi saat itu. 

Tak hanya itu, kemewahan Tian Ching benar-benar ditunjukkan dengan outfit yang dipenuhi dengan corak-corak dan material bulu yang identik dengan bangsawan di masa lampau. 

Pakaian Li Lan dan orang-orang di sekitarnya terlihat seperti kebaya yang lebih dikenal sebagai baju kurung di Malaysia. Perbedaan status ekonomi keluarga Lim juga ditunjukkan dengan outfit anggota keluarganya yang terkesan mewah. 

Meskipun biang kerok yang membuat semuanya terjadi berhasil ditangkap, banyak hal yang tak dijelaskan di serial ini. Misalnya, dari mana keluarga Lim mendapatkan barang untuk membuat Tian Ching hidup mewah di Netherworld, jika Netherworld merupakan alam antara orang hidup dan mati, bagaimana mungkin ibu Li Lan terlihat tua, dan masih banyak lagi. Aku harap serial ini memiliki season 2 untuk menjawab semuanya itu. Tapi denger-denger, sih bakalan ada. 


Nih, bonus buat yang udah baca wkwk. 


Komentar

Postingan Populer