Phencyclidine

Jujur saja, ketika memulai segmen ini, aku belum selesai membaca buku Peter Pan. Walau secara garis besar I know by heart, I still not feel satisfied. Jadi aku mencoba untuk membaca kisah Peter Pan secara keseluruhannya. 

Diceritakan, untuk pergi ke Neverland, seseorang membutuhkan fairy dust supaya ia bisa terbang. Sama seperti manusia-manusia lain, aku mencari pencerahan ke Mbah Google. Dan tebak apa yang kudapatkan

Phencyclidine.  Salah satu jenia narkotika yang dulu digunakan sebagai painkiller namun karena efeknya yang terlalu kuat,  ia sudah tidak lagi digunakan di dunia kedokteran. Sekarang menjadi salah satu pilihan bagi para penarkoba di luar sana.  Biasa disingkat PCP, Phencyclidine dapat menyebabkan halusinogen dan segudang efek samping yang aku jamin kamu tidak akan mau tahu. Toh di buku kimia SMP juga sudah tertulis jelas.

Nama lain PCP adalah fairy dust. Efek dari fairy dust adalah terbang. 'Terbang' dalam artian manapun, namanya tetap 'terbang' kan. Pretty interesting, isn't it? Apakah aku harus mencari PCP untuk pergi ke Neverland? Lalu Neverland apakah itu? 

Hahaha. Tidak mungkin, kan.  Aku bahkan tak bisa membayangkan diriku melakukan hal tersebut. Itu karena aku ingin hidup seribu tahun lamanya. Aku tak ingin tergantung pada apapun sekarang. Aku ingin hidup bebas!

Itu kan alasan pertamaku ingin melarikan diri. Di postingan sebelumnya, aku menulis seolah-olah aku merindukan masa sebelum Virus Corona menginvasi dunia. Tapi kenyataannya tak seperti itu. Honesty, I don't get along pretty well with my friends. Tentu saja ada bagian dari diriku yang merindukan canda tawa itu, tapi harus kuakui kesendirian merupakan teman terbaikku.

Aku tak benci orang-orang, aku cuma merasa gak nyaman aja dikerumunan orang. Aku merasa harus mengeluarkan tenaga untuk membalas sapaan basa-basi orang. Ketika seseorang mengomentari sesuatu, aku harus berpikir terlebih dahulu mana balasan yang tepat. Tak jarang juga aku mengeluarkan pendapat kelewat jujurku mengenai seseorang. Lalu orang tersebut sakit hati dan aku tidak tahu harus berbuat apa.

Ketika aku memikirkan hal ini, ada satu pertanyaan yang terlintas dibenakku. Bagaimana mungkin aku hidup dengan orang seperti ini selama 15 tahun? Tak terbayangkan! Mungkin memang diriku bukan ingin melarikan diri dari situasi ini, aku mungkin cuma ingin kabur dari diriku sendiri. Ironis sekali. 

Kalau kau bertanya-tanya, siswa seperti apa aku ini di sekolah. Biar kuberi tahu. Aku ini sejak lahir sudah terlahir dengan muka judes. Jadi first impression-ku jelas sudah tidak baik. Lalu suaraku itu tegas bahkan terkesan kasar. Aku lupa hari pertamaku di SD, namun aku mengingat jelas hari pertamaku di SMP. Kaku. Awkward. Tak tahu mau berbuat apa. Tatapan ingin berkenalan. Cold feet. 

Aku bahkan menghabiskan sebulan pertamaku menjelaskan kalau aku sedang tak marah. Ini memang suara asliku. Dan butuh beberapa waktu lamanya agar teman-temanku terbiasa dengan intonasi suaraku. Hahaha. Masa-masa sulit itu akhirnya terlewat juga, kan.

Oleh karena itu aku ingin mencoba satu cara lain yang Peter Pan beritahu kepada Wendy dan adik-adiknya supaya bisa terbang. Yah, walaupun mereka pada akhirnya gagal. Ia berkata, "Just think of happy things, and your heart will fly on wings, forever, in Never Never Land!"

Memikirkan hal-hal yang membahagiakan? Aku harap aku sudah cukup menulis hal-hal suram supaya kamu dapat membayangkan betapa susahnya aku memikirkan hal-hal yang membahagiakan. Sekarang aku jadi lebih memilih PCP dibandingkan 'just think of happy things'.  
                                ส•·แดฅ·ส”
Ngomong-ngomong, sudah beberapa hari terakhir ini aku memikirkan sebuah playlist atau lagu yang mungkin bisa menggambarkan perasaan setiap postingan yang kubuat. Dan ini dia yang kudapatkan. Aku sudah tahu demo lagu ini bahkan sebelum aku memulai segmen ini. Lagipula, pengarangnya merupakan penyanyi favoritku ;) Enjoy!

https://vt.tiktok.com/ZSTb8eko/

Komentar

Postingan Populer